19 Juli 2013

UAV Heron dan Wulung Siap Amankan Perbatasan

19 Juli 2013

Heron UAV, mempunyai maximal take-off weight 1.150 kg (photo : dlr)

Pesawat Tanpa Awak Siap Amankan Perbatasan

[SUNGAI RAYA] Komandan Lanud Supadio, Pontianak, Kolonel Penerbang Ir. Novyan Samyoga mengatakan, dalam waktu dekat, sebanyak 12 unit pesawat tanpa awak akan dioperasikan untuk melakukan pengawasan di wilayah perbatasan Kalimantan Barat.

"Dalam melakukan pengawasan di wilayah perbatasan udara Indonesia-Malaysia, Pangkalan Udara Supadio Pontianak akan mengoperasikan pesawat tanpa awak. Pesawat tanpa awak itu nantinya akan mengawasi seluruh wilayah perbatasan," kata Novyan di Sungai Raya, Jumat (19/7).

Dia mengatakan, rencananya pesawat tanpa awak tersebut akan awal tahun depan. Menurutnya jika menggunakan tenaga manusia untuk mengawasi perbatasan dibutuhkan ribuan orang, bahkan jika menggunakan pesawat biasa memiliki keterbatasan dari sisi bahan bakar, sehingga pengawasan di wilayah perbatasan tidak dapat maksimal.

"Jika menggunakan pesawat tanpa awak bisa mutar-mutar, ambil foto dan video, baru pesawat kembali ke Lanud Supadio," tuturnya.

 UAV Wulung mempunyai maximal take-off weight 120 kg (photo : Kompas)

Novyan menjelaskan, Lanud Supadio dilengkapi pesawat tanpa awak lantaran Kalbar berada di wilayah perbatasan. Pesawat tanpa awak yang digunakan ada dua jenis yaitu, jenis Wulung buatan lokal dan Heron buatan luar negeri.

"Sengaja kami gabung karena pesawat tanpa awak buatan Indonesia baru di buat, sedangkan yang luar negeri sudah maju. Dengan digabungnya, nanti produksinya bisa meniru luar negeri sehingga ke depan pesawat lokal kita makin bagus," katanya.

Dia menuturkan pesawat tanpa awak jenis Wulung sebanyak nantinya akan ada sebanyak delapan unit sedangkan jenis Heron yang buatan luar negeri sebanyak empat unit. 

Nantinya pesawat berangkat dari Lanud Supadio dan setelah mengambil gambar ke setiap kawasan perbatasan maka pesawat akan kembali ke Lanud Supadio Lagi.

"Semua pesawat itu kumpul di Lanud Supadio Pontianak dan dikontrol dari Lanud Supadio oleh pilot handal TNI AU. Pesawat setelah mengawasi akan kembali lagi ke Lanud Supadio Pontianak," kata Novyan.

(Antara)

3 komentar:

  1. Sekarang tugasnya pemerintah utk menguasai ilmu2 yg ada di dlm kehidupan kita, mis heron hrs dikuasai/ penelitian oleh anak2 didik dr Universitas Nurtanio/ ITB/ ITS/ UI/ Universitas lainnya dan menhan hrs memberikan biaya penelitian utk pengembangan dlm kurun waktu 1 tahun hrs sdh dpt membuat duplikat heron yg lebih canggih lagi. Contoh spt negara2 yg maju China, Korsel. Salam......................

    BalasHapus
  2. Waduh...heron tu buatan Israel..masyaallah kamu.

    BalasHapus
  3. Kalo predatornya AS bagus ga tuh gan? Setau ane Israel lisensinya dapet dari AS ya?
    Jika udah bisa buat sendiri, tinggal persenjataan dan lainnya yg masih kurang lebih ditingkatkan, jadi UAV pun selain mengintai bisa sergap bahkan attack juga :2thumbup

    BalasHapus